Saya menuliskan judul tersebut setelah melihat realita politik di Pilkada Tangsel kemarin.
- Pertama saya ucapkan Selamat kepada para Kandidat Independen 1 dan 2, karena Pasangan Anda berdua berhasil maju ke Pilkada Tangsel setelah melalui proses verifikasi prosedural kelaikan yang sangat melelahkan dan mungkin juga penuh Intrik yang memeras Pikiran dan Perasaan mungkin juga "biaya yg tidak sedikit".
- Kedua, saya ucapkan selamat kepada "Kandidat Independen" berikutnya yang bernama Airin RD, yang dengan Popularitas Pribadi-nya mampu meraih suara nyaris 50% di Pilkada Hebat ini.
Mengapa saya katakan Airin adalah "Kandidat Independen" ada beberapa pandangan saya :
Segi Penampilan dan Performace
- Dari sisi Personal dan Penampilan Airin RD sudah mendapatkan "simpati" dari kaum hawa khususnya generasi mudanya, karena merupakan figur perwakilan bangkitanya Pemimpin Intelektual Wanita di Tangerang Selatan.
- Dengan beragam organisasi yang dia pimpin dan tingkat Pendidikan yang sangat memadai tak salah bila kaum hawa memujanya dan para pria diam-diam mengakui kecerdasannya
- Dengan Penampilan Fisik yang Cantik (Alami) dan Make Up yang sederhana, Postur bak seorang Model, wanita mana yang tak menginginkan berpenampilan seperti dia, untuk hal ini banyak pula kaum pria yang mengaguminya.
Segi Pendanaan dan Strategi Pergerakan
- Dengan kekayaan Pribadi yang berjumlah lebih dari 100 M, jauh diatas para Kandidat lainnya banyak hal yang bisa dia lakukan, mulai dari Menggerakkan Organisasi, Mensponsori Kegiatan Sosial, Menggadakan Pertandingan Olah Raga, Menyantuni Anak Yatim, mengunjungi Pengajian-pengajian, Menyambangi Posyandu, Melawat ke Masjid dan Mushola, semua dapat dengan mudah dia lakukan karenanya.
- Belum lagi Dari sokongan para Kolega dan Networknya, nyaris semuanya dapat dengan mudah dia lakukan, karena rumusnya sederhana, semakin tinggi strata sosial ekonomi seseorang, akan semakin tinggi partisipasi dukungan finansial kepadanya, karena disini ada gengsi yang turut bermain, ada mau yang dititipkan
- Dengan dana yang begitu melimpah, dan kecerdasan seorang anak muda (baru 33th), gerakan mengundang simpati/dikenal masyarakatpun menyeruak jauh sebelum Pilkada Tangsel dilangsungkan. Apalah artinya memasang Baliho/Billboard Besar di Jalan-jalan Protokol se Tangsel serta merambah dunia virtual dengan beberapa portal pribadi yang layak tayang dan cukup profesional dalam pengelolaan, semua dengan mudah dia lakukan.
- Mari kita lihat perbandingan kekayaan para kandidiat Pilkada Tangsel, yang datanya saya dapat dari Republika Online
Menurut Ketua KPUD Kota Tangsel, Iman Prawira Bachsan, daftar kekayaan yang diumumkan adalah kekayaan pribadi masing-masing calon dan bukan kekayaan gabungan pasangan. Lebih lanjut Iman mengatakan, harta kekayaan tersebut dihitung berdasarkan harta bergerak dan tidak bergerak, alat transportasi, rumah, peternakan, pertanian, serta surat berharga. "Mereka melaporkan semuanya kepada KPK," ujar Iman.
No.1. Yayat Sudrajat = Rp 2.431.700.000 dan Norodom Sukarno = Rp 1.576.070.665,
No.2. Rodhiyah Najibah - Rp 1.077.000.000 dan Sulaeman Yasin = Rp. 1.020.000.000, kekayaan
No.3. Arsyid = Rp 1.343.252.198 dan Handreas Taulany (Andre Stinky) = Rp 3.231.910.456,
No.4. Airin Rachmi Diany = Rp 111.145.431.378 dan Benjamin Davni = Rp 1.188.485.663.
Iman menyebutkan rincian beberapa harta kekayaan Airin. Di antaranya, alat transportasi sebesar Rp 22 miliar yang terdiri dari mobil Ferrari pembuatan 2006, Mercedes Benz 2008, Lamborghini 2009, Mini Cooper 2008, Toyota Alphard 2010, Porchile Panamera 2010, Alphard 2010, dan Honda Freed 2010. Menurut Iman, Airin juga memiliki pertanian dan peternakan sebesar Rp 9 miliar, harta bergerak 2 miliar, dan surat berharga Rp 10 miliar.
Lalu Mengapa Airin RD harus bergandengan dengan yang lainnya kalau dia sebenarnya mampu meraih dukungan?
- Penampilan, Kecerdasan serta Modal tidaklah cukup untuk maju ke kancah Perpolitikan, bila saja Nuraninya berontak tak berkeinginan masuk ke Ladang Politik. Untuk itu perlulah disiapkan seorang Pendamping yang santun dan berpengalaman, hingga terpilihlah Benyamin Davnie, yang sudah lebih dari 25 tahun menjadi birokrat.
- Tentunya pendamping yang setia dan berpengalaman kurang cukup, karena ada Legislatif sebagai Pengimbang, maka terjadilah kesepakatan dengan 9 Partai pendukungnya itu (di DPRD total suara mereka 38 kursi, cukuplah untuk menggiring sebuah kebijakan, dibanding 3 partai lain pendukung Arsid yang hanya 7 kursi)
- Maka muncullah Perpaduan Yang Amat Sempurna dan Kalkulasi Kemenangan diatas 70% bakal ditangguk.
Bila Airin RD, mampu meraih dukungan suara, sebarapa jauh kemampuannya menjadi seorang Pemimpin atau Manajer di Negeri Tangsel ini.
- Kekurang "Ikhlasannya" masuk ke Ladang Poltik nampak terlihat saat Debat Kandidat di metro TV, dimana pada sesi debat antar Kandidat, Airin RD sempat melontarkan boleh tidaknya menggunaka hak nya untuk tidak menjawab. Nampak adanya ketakutan bila lawan Debat akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang akan melukai hati kecilnya, pemirsa bisa saja sudah lupa dengan hal itu. Namun ternyata kejadian yang sama dalam bentuk yang berbeda muncul kembali kala JakTV, stasiun lokal, mengadakan acara dialog dibatalkan oleh Kubu Airin RD karena enggan bertemu dengan seorang pengamat politik.
- Kemampuan menggerakkan Mesin Politik Partai Pendukungnya nyaris tidak ada, Partai seolah sudah cukup dengan memberikan dukungan dengan memasang spanduk bergambar Partai dan Airin, namun ke akar rumput gerakan tersebut tidak menyentuh masyarakat (hanya beberapa saja yang bergerak). Bukankah dana sosialsiasi tersebut sebenarnya sudah disediakan bukan.
Bila dalam tulisan saya sebelumnya saya mengambil judul Hiperbolik
"Kekalahan" Kubu Airin - Benyamin Terhadap Kubu Arsid Andre Permalukan Partai Pengusungnya
http://www.facebook.com/note.php?note_id=455174012342
Kenyataannya adalah, Partai-partai telah Mempermalukan Airin dengan Kemenangan yang begitu Tipis, Partai seolah hanya jadi Makelar Politik, punya mau, kerja tidak, minta jatah iya.
Maka pasca Pengumuman Pilkada Tangsel muncullah beragam Statement Bela Diri dari Para Petinggi Partai termasuk pula TIm Sukses Airin. (kelak saya akan coba tulis tersendiri tentang hal ini)
Akhir kata saya hanya berandai-andai dalam kata :
Bila Airin sendiri, mau berdiri, mau berlari jadilah dia,
Namun, Airin bukan punya mau,
Airin hanya seorang ibu rumah tangga,
Airin seorang ibu muda berputra dua,
Yang ingin hidup tenang, menimang anak, menata keluarga
Airin malang, Airin yang disayang
Teganya mereka,
Pamulang, jelang Siang
20 Nov 2010