Senin, 27 Desember 2010

Tangsel Dimasa Depan Adalah Miniatur Kota Metropolis Yang Bakal Memanjakan Masyarakatnya

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Urusan Sampah, Perbaikan Infra Struktur, Birokrasi yang Jujur nggak nakal, Wakil Rakyat yang Amanah nggak merangkap jadi Makelar, Aparat Hukum yang Mandiri tak Terbeli adalah sudah merupakan keharusan dalam menyelenggarakan sebuah Pemerintahan Kota yang indah Tangsel ini tanpa harus didikte oleh masyarakat bukan?

Nah, karena saya hanya seorang pemimpi belaka maka saya membuat sebuah angan-angan berlebih (utopis bila dianggap aneh-aneh) dalam menyikapi arah perkembangan Tangsel Kedepan. Yaitu dengan memanfaatkan potensi dasar yang dimiliki Tangsel serta tuntutan Globalisasi Informasi mutlak harus dipenuhi dalam perkembangan suatu Kota Metropolis.


Pertama, Tangsel Cyber Sport

Olah Raga merupakan komponen penting membangun generasi muda yang sehat, sportif dan kuat untuk itu perlu diberdayakannya rarana yang ada dan diadakannya sarana yang belum ada.

  1. Sudah selayaknya setiap Kecamatan memiliki lapangan sepak bola yang berstandard, bukan hanya lapangan Futsal yang dimiliki para individu. Dan sepatutnya yang namanya Kota memiliki Stadion yang memadai untuk menggelar even-even pertandingan lokal. Atau dapat dimanfaatkan untuk kegiatan olah raga ikutannya.
  2. Keberadaan Setu yang tersebar di wilayah Tangsel dapat menumbuh kembangkan olah raga dan rekreasi air seperti : olah raga dayung, arena pancing massal, dan tentunya tetap berfngsi sebagai resapan air yang berguna bagi lingkungan
  3. Fungsikan kembali Pacuan Kuda yang ada, berdayakan aset yang dimiliki, karena tidak semua daerah memiliki arean Pacuan Kuda macam di Tangsel.
  4. Mohon tambahannya ....

Kedua, Tangsel Cyber City

Sarana komunikasi yang paling murah adalah Internet, sehingga sudah selayaknya hal ini perlu diwujudkan segera.

  1. Tiap Kecamatan memiliki area Hotspot yang menjadi ajang silaturahi masyarakat virtual pada kesempatan-kesempatan tertentu
  2. Tiap kecamatan mengijinkan akses virtual bagi masyarakatnya untuk berinteraksi dengan pemda setempat
  3. Antara Kota dan Kecamatan terhubung secara virtual sehingga memudahkan cek re-cek diantara instansi
  4. Barangkali para sobat ada masukan, silahkan...

Ketiga, Tangsel ........ City

Yang saya maksud disini adalah kategori Kebudayaan, seperti Perpusatakaan Umum, Gedung Kesenian/Theatre Terbuka dll. Saya belum menemukan istilah yang pas untuk hal ini, mohon masukannya ....

Bukan sebuah harapan tanpa realita karena Tangsel memiliki semua potensi pendukungnya dan masyarakat membutuhannya. Gedung-gedung pencakar berdiri berderet, kampung elite bertaburan, sarana pendidikan berkelas, masyarakat yang kritis adalah power dan sumber.

Untuk itu saya berharap, kelak Para Pemenang Pilkada Ulang, banyak hal yang bisa Anda perbuat, dan berbuatlah sebanyaknya untuk rakyat semua adalah Sejarah Emas bagi Anda. Bukan sebuah mimpi bila Tangsel yang awalnya kota kecil yang berfungsi hanya sebagai penyangga Ibukota kelak akan setara dengan Jakarta.

Korelasi dengan Pilkada ini adalah Pertarungan merebut Gengsi dan Kehormatan, jangan para pihak jual dengan Harga Yang Begitu Rendah untuk mendapatkannya


Ini Tangsel Bang!

(kelak jargon ini akan berbunyi : Ini Tangsel Bung!)

Dan kita akan bangga menyebutkannya, mari jadikan diri kita bagian dari sejarah perubahan itu sekecil apapun.


Pamulang, jelang siang

Senin, 27 Des 2010

Akankah tulisan ini menuai hujatan kembali? Kalau iya, ya kebangetan banget yang menabur :)


Minggu, 26 Desember 2010

Menjadi PEMIHAK atau PEMILIH di Pilkada Ulang Tangsel Adalah Tidak Mudah, Perlu Tekad Dan Keberanian Tersendiri

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Malam ini saya mendapat inspirasi menulis setelah membaca catatan Bang Ben Betawi Banten tentang keluh kesah seorang Goenawan Mohammad kala harus MEMIHAK disini :

http://www.facebook.com/note.php?note_id=180091958686745%EF%BB%BF

  1. Sebagai Masyarakat yang Awam yang Tidak terkait ke Politik Praktis Langsung, rakyat yang menjadi obyek percaturan Politik, saya lebih memilih kata "MEMILIH" daripada "MEMIHAK"
  2. Pengertian "MEMIHAK" bagi saya berarti saya menjadi bagian dari mereka dan ada kewajiban untuk membela apapun yang dilakukan oleh yang di-PIHAKI yang kadang berujung dengan Mandul dan Tumpulnya Daya Kritis kepada yang saya PIHAKI, itu realita yang saya lihat sekarang.
  3. Sedangkan kata "MEMILIH" bagi saya lebih tidak memiliki keterikatan secara emosional karena saya bukan bagian dari mereka. Tapi mereka adalah kendaraan saya/rakyat untuk menuju tatanan yang lebih baik dan semakin baik.
  4. Sehingga bila ada yang bertanya saya memihak siapa di Pilkada Tangsel ini, saya akan berkata saya tidak MEMIHAK namun saya MEMILIH si Fulan daripada si Fulani dengan alasan a, b, c, d dst.

Dengan demikian, jabarannya bagi saya adalah bila saja pilihan saya keliru karena ada cacat yang terungkap dikemudian saya tak kan canggung untuk bersikap kritis nan jahil. Begitu pula bila pilihan saya berhasil dan namun kala mengemban amanah ada laku tak senonoh tak sungkan diri ini teriak. Walau hanya kuping sendiri yang mendengar atau mulut melebar karenanya.

Dan bisa saja pada Pilkada Ulang kelak, PILIHAN ini berubah namun tidak merubah perilaku kritis jahil yang merupakan bagian penting dari komponen keterbukaan yang mandiri jauh dari keber-PIHAKAN yang sering kali mengkebiri.

Pilkada adalah Pesta Rakyat, bagi rakyat jelata hakekatnya adalah MEMILIH bukan MEMIHAK, rakyat/mereka yang memilih jadi PEMIHAK memiliki beban lebih berat dibanding yang hanya menjadi PEMILIH.

Para PEMIHAK adalah Kuda Tunggangan bagi yang DIPIHAKI dengan segala resiko yang ditanggung, sedangkan para PEMILIH adalah PENUNGGANG mereka, JURAGAN yang sebenarnya yang bebas berkendara turuti kata hati.

  • Bila PEMIHAK berubah keterpihakan, mereka dianggap PENGKHIANAT, namun disisi seberang menjadi PAHLAWAN
  • Billa PEMILIH berubah pilihan tak ada gelar apapun yang disemat kemudian.

Karena itu pula tak heran bila Partai sebagai kepanjangan tangan RAKYAT/JURAGAN begitu masuk kelingkaran KEBERPIHAKAN menjadi begitu Sulit untuk ber-KHIANAT walau untuk kepentingan JURAGANNYA. Mereka memilih tetap memakai Kaca Mata Kuda dan menjadi Peliharaan Belaka.


Apakah tulisan ini berlaku bagi Tim Sukses dan Simpatisan para PIHAK?

Tergantung kemampuan mereka membaca keadaan dan keterikatan kepada para pihak, namun yang terpenting adalah Kemampuan dan Kemauan membaca sebuah Tulisan sambil meredam gejolak di dada, kaki, pinggang dan mata waktu melototin tulisan ini dibilik warnet yang sempit, pengap, penuh asap rokok, duwit cekak, seperti yang saya alami.

Yang sedikit membedakan dengan mereka yang sinis nyinyir terhadap saya, padahal karena keterbatan kemampuan analisis pribadi mereka, adalah saya tidak memiliki kemauan untuk balik memaki walau mampu untuk itu.

:)

Pamulang, dini hari

Ngelantur tiada kawan ujungnya malah dapat makian

Minggu 26 Des 2010


Jelang Pilkada Ulang Tangsel Para Partai Harus Bekerja Super Keras Bila Keberadaannya Ingin Tetap Diakui Rakyat

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Di Pilkada ini bagi saya yang tak kalah penting untuk dicermati adalah keberadaan Partai-partai yang merupakan kepanjangan tangan bagi Masyarakat Tangsel dalam kehidupan Tata Politik dan Pemerintahan di Tangerang Selatan.

  • Seperti kita ketahui bersama, Airin-Benyamin didukung oleh 9 (sembilan) Partai Golkar, Partai Demokrat, PDI Perjuangan, PKS, PAN, PDS, PKB, PPDI dan PKPI. Dengan jumlah kursi di DPRD sebanyak 38 (tiga puluh delapan) kursi.
  • Sementara Arsid-Andre Taulany hanya didukung oleh 4 (empat) PPP, PBB, Hanura, dan Gerindra. Dengan jumlah kuris di DPRD sebanyak 7 (tujuh) kursi.

Catatan penting perihal kiprah Parpol yang dapat saya susun sebagian adalah :

  1. Hasil Pilkada Tangsel dan diharuskanya ada Pilkada Ulang membuktikan tidak bekerjanya partai politik sebagai mesin pengusung dalam memberikan dukungan kepada masing-masing calonnya. Anggota DPRD nya hanya memanfaatkan kebesaran nama Partai pada masa kampanye belaka, menjadi aktor/aktris panggung terbuka. Habis itu sudah, terserah saja gimana baiknya.
  2. Parpol lebih digunakan pada proses administrasi seseorang untuk maju dalam Pilkada, yang pada sisi negatifnya dapat pula difungsikan sebagai pengganjal bagi para calon yang ingin bertarung namun tak dikehendaki.
  3. Masing-masing anggota DPRD Kota Tangsel (khususnya yang telah mendukung Airin) tentunya memiliki basis konstituen yang jelas, namun apa lacur para anggota DPRD tersebut tidak mampu meng-optimalkannya. Padahal dana dari pemodal mestinya ada untuk itu, atau kalaupun tanpa modal mesin di grass root semestinya mampu digerakkan.
  4. Parpol gagal menjadi "watch dog" bagi pasangan yang mereka dukung agar bermain dengan cantik bahkan cenderung melakukan pembiaran-pembiaran secara systematis demi kemenangan pasangan yang diusung. Saya sebutkan pembiaran karena dengan adanya basis konstituen ke grass root tentulah semudah membalik tangan kalau hanya membentuk semacam pemantau dilapangan untuk mencari celah kecurangan apa saja yang sedang terjadi.

Inilah fakta yang terjadi dalam setiap Pilkada di setiap daerah dan kini terjadi pula di Pilkada Tangsel yang lalu. Partai politik tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur kemenangan. Apalagi untuk daerah perkotaan seperti Tangerang Selatan yang tingkat pendidikan dan kualitas berfikir masyarakat lebih teruji.

Bila pada ujian pertama saja (Pilkada) Para Partai tidak mampu menujukkan GIGI-nya, lalu bagaimana kelak di Pilkada Ulang dan 5 (lima) tahun kedepan?

  1. Pilkada Ulang kelak pasti menjadi ajang Pembuktian dan Balas Budi Parpol kepada pasangan yang diusung bahwa mereka telah bekerja super keras, lebih keras dari sebelumnya.
  2. Tindak lanjut poin pertama, Parpol harus tetap liat dan solid walau mendapati kenyatan Pilkada Ulang tersebut harus terjadi karena adanya permainan kotor yang sistemik dari pasangan yang diusung, sebuah pilihan dilematis antara idealisme dan kompromi politik, antara kehormatan pribadi dengan solidaritas kelompok.
  3. Imbas dari menjaga soliditas kelompok dengan tetap mengusung pasangan yang didukung adalah perilaku khianat terhadap Amanah Rakyat Tangsel yang mendambakan kejujuran dalam berpolitik, nama mereka (bukan partai dimana mereka bernaung) menjadi pertaruhan, kepercayaan rakyat pemilihnya kala itu, yang saat memilih tentunya tidak menginginkan seorang wakil rakyat yang buta terhadap realita hukum dan mencederai nurani rakyat pemilihnya.
  4. Jangka panjangnya, akankah mereka mampu menjadi jembatan, kepanjangan tangan memperjuangkan kebutuhan dan keinginan masyarakatnya bila diujian pertama kiprah mereka yang langsung menyentuh kepada rakyat melalui Pilkada langsung saja mereka tak mampu menyuarakan suara kebenaran.
  5. Mampukah mereka kelak menjadi watch dog bagi kebijakan publik yang digulirkan oleh Eksektuif yang nota bene adalah pilihan mereka sendiri.

Saya sangat tertarik jargon dari Simpatisan Pendukung Airin yang berbunyi :

SEMBILAN PARTAI POLITIK DI TANGSEL PENDUKUNG NO.4 AIRIN-BENYAMIN SURPLUS DENGAN SUMBERDAYA, SIAP PASANG STRATEGI BARU UNTUK MENATA TANGSEL RUMAH KITA BERSAMA SAMPAI KE AKAR RUMPUT, MASYARAKAT PALING BAWAH.

Namun Parpol khususnya para anggota serta para pelaku politik praktis juga paham benar makna tulisan berikut :

MK menilai, proses pemilihan kemarin yang memenangkan pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie penuh kecurangan dan kental dengan keterlibatan birokrasi pemerintahan untuk memenangkan pasangan nomor urut 4 ini. Akibatnya MK membatalkan keputusan KPU Tangsel tentang penetapan hasil perolehan suara Pemilukada. Kemudian MK memerintahkan kepada KPUD untuk melakukan pemungutan suara ulang di semua TPS se-Kota Tangsel. http://megapolitan.kompas.com/read/2010/12/10/11575523/MK.Pilkada.Tangsel.Harus.Diulang


Silahkan bekerja keras sekeras-kerasnya, karena kelak anda bekerja untuk rakyat bukan untuk pasangan yang kalian usung kini.

Ada yang berkata Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan,

Namun saya lebih menyukai jargon Suara Rakyat Adalah Suara Kebenaran

Dan kebenaran itu di Amanahkan kepada Anda Para Wakil Rakyat bukan kepada yang lainnya bahkan bukan kepada Partai Anda sekalipun

Jadilah diri ANDA sendiri, dan jadikanlah RAKYAT menjadi bagian diri ANDA

Pamulang, jelang sore

Nothing tulus (eh salah ya nulisnya ... ?)

Minggu, 26 Des 2010


Jelang Pilkada Ulang Mari Para Pihak Bermain Politik Uang Asal Tidak TERSTRUKTUR, SYSTEMATIS dan MASIF Seperti Yang Baru Lalu

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Kegagalan kubu Airin-Benyamin memanfaatkan bergepok-gepok modal yang dimiliki adalah kala Money Politiknya dilakukan secara TERSTRUKTUR, SYSTEMATIS dan MASIF yaitu memanfaatkan jalur Birokrat/PNS.

Sehingga akhirnya MK pun memutuskan dilakukan Pemungutan Suara Ulang (Media lebih sering menyebutnya Pilkada Ulang walau Jubir KPUD tidak menyukai istilah itu) di Seluruh TPS di 7 (tujuh) Kecamatan wilayah Tangerang Selatan, dan keputusan ini adalah yang pertama kali MK terbitkan yang semoga saja tidak ditiru didaerah lain atau diulang lagi di Pilkada Ulang Tangsel kelak.

Saya terus terang juga tidak begitu paham makna tersebut sebelumnya kalau tidak berkehendak membaca Putusan MK tersebut. Namun dari sekian ratus halaman yang saya coba baca perlahan sampai kliyengan saking banyaknya, saya menemukan Poin Penting perihal itu di halaman 270, Tentang Pertimbangan Hukum poin 3.30.

( http://tinyurl.com/Putusan-MK-Pilkada-Tangsel )

Berikut sadurannya dengan beberapa editing Format untuk lebih mudah dipahami bersama :

3. PERTIMBANGAN HUKUM [3.30]

Menimbang bahwa sampai saat ini Mahkamah berpendirian bahwa POLITIK UANG (MONEY POLITICS) merupakan TINDAK PIDANA Pemilukada yang SUBSTANSINYA merupakan kompetensi PERADILAN UMUM. Oleh karena itu, sampai saat ini Mahkamah TAK PERNAH MEMBATALKAN membatalkan hasil PEMUNGUTAN SUARA ULANG yang telah dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dengan hanya adanya BUKTI MONEY POLITICS yang dilakukan peserta pemilukada semata-mata.

Sebab adanya Politik Uang tidak bisa membuktikan bahwa pihak penerima uang atau bingkisan dalam bentuk apa pun, pasti akan memilih Pasangan Calon yang memberi uang atau bingkisan tersebut, mengingat pemilih tetap bebas menentukan pilihannya secara rahasia di bilik tertutup. Terlebih lagi, banyak calon pemilih yang menerima uang atau bingkisan bukan hanya dari salah satu Pasangan Calon peserta Pemilukada.

Meskipun demikian, Mahkamah berpendirian bahwa terdapat Money Politics yang dapat membatalkan hasil Pemilukada, yakni Money Politics yang dilakukan melalui tindakan TERSTRUKTUR, SISTEMATIS dan MASIF.

Secara umum :

  1. Tindakan ter-STRUKTUR berarti dilakukan oleh APARAT, baik sebagai PENYELENGGARA PEMILU maupun sebagai PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
  2. SISTEMATIS berarti dilakukan dengan perencanaan dan langkah-langkah Struktural yang dengan nyata dimaksudkan untuk memenangkan PASANGAN CALON TERNTENTU
  3. Sedangkan MASIF berarti memengaruhi sejumlah besar Pemilih atau Komunitas yang tidak dapat dihitung jumlahnya satu per satu.

Terhadap MONEY POLITICS yang memenuhi unsur ter-STRUKTUR, SISTEMATIS dan MASIF Seperti itu, Mahkamah dapat MEMBATALKAN hasil pemungutan suara PEMILUKADA, dengan catatan bahwa aspek PIDANA-nya tetap dapat diproses ke PENGADILAN UMUM, sebab Mahkamah tidak pernah memutus perkara dalam konteks PIDANA.

Paparan MK diatas tidak hanya cukup jelas namun Sangat Amat Jelas, jadi Ironi sekali bila para pihak tidak mampu mengunyah hal itu dengan nikmat. :)

Apakah judul yang saya pilih menyakiti para pihak?

Saya harap para pihak dapat arif dalam bersikap, karena pada kenyataannya praktek bagi-bagi uang, kerudung, kebaya, bantu ini dan sponsor itu sangatlah diminati Masyarakat kita, dan itulah hiburan pertama rakyat kala diadakan Pemilu, baik Kada, Pilpres atau Legislatif. Kapan lagi rakyat dapat interaksi dan merasakan sentuhan para calon kalau bukan pada masa seperti itu bukan?

Dan jangan dilupakan jua dikala itu pula rakyat dapat melakukan "kontrak-kontrak politik" bagi kepentingan masa depan lingkungannya atau yang lebih luas lagi.

Untuk bagi para Petarung Pilkada Ulang kelak saya memiliki pandangan untuk masing-masing kandidat sebagai berikut :

  1. Airin - Benyamin, dengan modal cakap, berpengalaman dan berduit banyak, jangan sungkan menggembirakan rakyat dengan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, namun jangan sekali-kali memanfaatkan jalur PNS Tangsel karena akibatnya begitu pahit. Berdayakan Tim Sukses dan Partai serta Simpatisan Anda menjadi Mesin Sosialisasi yang Terstruktur, Systematis dan Masif nan Efektif jelang Pilkada Ulang kelak. Dan hentikan hamburan kata simpatisan menyerang lawan politik Anda karena itu merupakan bibit-bibit kebencian yang dapat membuat Chaos paska Pilkada Ulang kelak.
  2. Arsid -Andre, intinya sama dengan kubu Airin - Benyamin, saya hanya menghimbau kalaupun di Pilkada kemarin banyak PNS yang tidak Netral, namun jangan dilupakan ketidak Netralannya bisa saja karena system birokrasi yang memaksa mereka untuk berpihak, jadikan mereka menjadi kawan toh kelak kalau Anda berhasil memenangkan kontes ini, mereka tetap akan menjadi bagian dari Lingkungan Anda dalam membangun Tangsel Tercinta. Bila ini berhasil Anda lakukan dengan cerdik, teori kemungkinan PNS di Tangsel bakal belah dua akan sedikit terhindari dan Anda tetap dapat berkawan dan ngopi bareng dengan nyaman. ( http://tinyurl.com/PNSnya-Bakal-Belah-Dua ) Lagian tanpa anda tuntut pun KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) sudah melaporkan mereka ke Mendagri. ( http://tinyurl.com/KIPP-Laporkan-PNS-Tangsel ) Saya berpendapat 50% kemenangan sudah ditangan bila Anda lakukan kearifan ini.
  3. Yayat - Norodom, Rhodiah - Yasin, mohon maaf bila saya tidak mampu menulis banyak hal tentang kedua pasangan ini, karena sebagai pemilih yang mencoba Rasional, saya berpendapat di Pilkada Ulang kelak suara Anda tak akan mampu bersaing dengan pasangan 3 dan 4, untuk itu baiknya Anda berdua bersegeralah melakukan manuver-manuver cerdik dengan sisa energi yang dimiliki yang bermanfaat bagi pasangan Anda berdua. Rincian hall ini pernah saya tulis dicatatan ini : ( http://tinyurl.com/Yayat-Norodom-Rhodiyah-Yasin )

Akhir kata, tabukah ber-Politik Uang?

Tidak bila para pihak masih memiliki dana untuk itu namun tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.

Untuk mari para Pihak lakukanlah Politik Uang dengan cara-cara yang tidak TERSTRUKTUR, SYSTEMATIS dan MASIF karena Rakyat pasti akan suka, suka sekali malah. Namu jangan mengandalkan jalur-jalur PNS karena itu Lubang Kematian di Pilkada Ulang kelak.

Saya yakin para Petarung mampu melakukannya dengan Piawai

Bila orang Medan bangga dengan daerahnya berkata : Ini Medan Bung!

Maka saya dengan bangga pula akan berteriak : Ini Tangsel Bang!

Walau Tangsel Kecil dan baru Lahir namun Percaturan Politiknya laik menjadi Trending Topik di Facebook serta Media Masa dan hebatnya lagi saya, Anda, Kita ada dalam bagian sejarah proses kelahiran tersebut. Sebuah kenangan yang tak bakal terulang, untuk jangan toreh kenangan tersebut dengan sekedar memaki bak petarung bebal yang kalap.

Ingat, Ini Tangsel Bang!

Indah ya

:)

Pamulang, jelang Isya'

Mau nonton bola ramai-ramai, seru pasti ...

Minggu, 26 Desember 2010


Sabtu, 25 Desember 2010

Jelang Pilkada Ulang Tangsel Para Tim Sukses Mati Suri Kini Muncul Kampanye Hitam Kwadrat Dari Para Simpatisan Yang Powerful

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Keputusan MK tentang Pilkada Ulang Tangsel jelas membuat Riang Penggugat namun Meriang Bagi Tergugat/Terkait. Periksa putusan MK tersebut disini :

(http://www.facebook.com/note.php?note_id=472492302342%EF%BB%BF)

Para pihak terkait kini sibuk dengan masalahnya sendiri sehingga bisa jadi persiapan jelang Pilkada Ulang kelak bakall terkoyak. Sebelum masuk ketopik tulisan, saya berandai-andai menuliskan kemungkinan yang dialami Kubu Airin - Benyamin (Tentang Arsid -Andre, KPUD dan Panwaslu ada di tulisan tersendiri) :

  1. PNS Yang Tidak Netral, Laporan KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) terhadap 18 PNS telah masuk ke Mendagri berikut tembusannya bakal membuat mereka kalang kabut, tidur tak nyenyak, nafaspun berat, hilangnya nikmat melihat final bola AFF. ( http://www.metrotvnews.com/read/news/2010/12/19/37305/Mendagri-Diminta-Beri-Sanksi-18-Pejabat-Tangsel/ )
  2. Tim Sukses Airin - Benyamin, nyalinya mengkerut, badan mengering, keringat dingin menetes tak henti segede jagung, menyesali kinerja mereka yang tidak optimal, hanya melaporkan yang indah-indah belaka. Malangnya mereka kini, mencari selisih angka 0 sekian persen saja sudah ampun-ampunan kemarin bagaimana dengan kelak di Pilkada Ulang? Tidaklah semudah angan apalagi bila dana operasionalnya dibuat ciut tidak seroyal sebelumnya namun kinerja harus overdosis, sebagai hukuman dari kinerja yang ala kadarnya kemarin.
  3. Partai Pendukung Airin, yang sebelumnya ngandalin Airin sekaligus ngadalin, mengaku sudah bekerja keras namun tak berbekas, semprotan sang juragan tak ayal pasti diterima belum lagi terancam pecahnya dukungan arus bawah di Pilkada Ulang kelak.

Semoga mereka tidak pada stress berat kasihan keluarga dan sanaknya walau sudah ada tempat buat menampung mereka. (Link)

Namun di jagat maya Facebook, yang kini menjadi bagian terpenting dari perangkat komunikasi interaktif masa depan, rupanya pertarungan dan semangat keberpihakan masih begitu kuat dan cenderung makin hangat dan panas. Banyak akun bermunculan dan lantang membeberkan aib cela lawan, dari ujung kaki sampai kopyah kerudungpun tak terhindarkan jadi ajang teriakan, meyakini sepenuhnya pihak seberang adalah yang paling kotor, penuh cela dan noda tanpa berkehendak melihat cermin dan membaca realita hukum yang ada.

Bagi saya yang hanya seorang PEMILIH belaka bukan PEMIHAK seperti mereka, ada banyak hal yang bisa dipetik dari hamburan kata yang ada, yaitu :

  1. Sebagai Pemilih saya tetap akan yakin dengan Pilihan saya bila hamburan kata tersebut hanyalah ungkapan kalap tanpa makna, apalagi saat mereka tak mampu menyediakan data dukungan yang dapat diteruskan ke Pihak yang berwenang, Panwaslu. Atau sekedar mencomot berita dari Media yang tak jelas siapa pemiliknya atau mencomot dari Media Kredible namun hanya karena judulnya belaka tanpa mampu menguyah isinya.
  2. Namun sebaliknya pula bila ungkapan itu mengandung kebenaran maka sudah selayaknya pihak yang disebut berupaya mawas diri dan segera mengoreksi kekeliruannya sedapat dan secermat mungkin tanpa harus berbuat anomali yang akhirnya menjadi onak dikelak nanti.
  3. Ini yang paling lucu unik dan menarik adalah kala ada yang memaki MK dan mengecilkan keputusannya, tak hanya simpatisan yang berlaku demikian, pejabat publik yang terkait kasus itupun setali tiga uang konyolnya. Susah saya memahami pola pikir ini, sampai habis kopi dua gelaspun tak mampu saya memahami isi benak mereka.

Saya tak berkehendak menilai siapa mereka dan motif apa dibaliknya, karena hak berbicara dan melampiaskan perasaan dijamin undang-undang di negeri ini. Walau hakikinya kebebasan tersebut dibatasi oleh kebebasan pihak lain, semuanya memiliki konsekwensi hukum bila ungkapan tersebut tidak ada fakta dan data pendukungnya.

Yang saya istilahkan sebagai Kampanye Hitam Kwadrat, kala A membeber cela B dan atau sebaliknya, begitu terus menerus, yang kemudian menjadi konsumsi publik dan akhirnya menjadi bagian dari terbentuknya opini-opini baru yang dapat menurunkan kredibilitas lawan namun mampu mengeliminer kesalahan kawan.


Apakah ini negatif?

Bagi saya perilaku ini adalah enerji luar biasa dari masyarakat Tangsel yang bila disalurkan pada tempat yang pas akan sangat berguna kelak sebagai media kontrol kepada para pejabat publiknya. Dan menjadi corong kritis berdampingan dengan Media lain yang memang kadang harus berseberangan dengan nalar masyarakat pada kondisi tertentu.

Dan pertanyaan pentingnya adalah, bila mereka mampu berjibaku memaki lawan idolanya, akankah mereka juga akan mau mengkritisi idolanya?


Sebuah pertanyaan sederhana, yang tak akan pernah dijawab oleh para Kritikus Bayangan, Bayaran, Titipan, Tukang Kompor dan Psycopat yang bisa jadi bersliweran di Pilkada Tangsel ini tanpa kita sadari.

Adakah mereka?

Pamulang, jelang malam

Sabtu 25, Des 2010


Facebook Adalah Media virtual, Banyak Yang Gamang Menyikapinya, Begitu Mudah Celaan, Makian, Hinaan Berhamburan Bertaburan

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010


Berbeda pandang, berseberangan adalah hal yang biasa, dan itu tak abadi

Untuk itu abadikan dengan cara bijak kala berucap

Beranggapan kala mengungkap rasa hanya bertatap dengan layar Hape BB atau Monitor tak bernyawa adalah kesalahan pertama saat interaksi dengan buasnya alam maya.

Hakikinya kita berada dekat teramat dekat dengan Kerabat, Kawan maupun Lawan.

bila cela itu ada yang tak suka,

tak kan pernah kita mampu lari darinya,

tak semudah terjaga dari mimpi buruk lalu melupakannya

Pamulang, terpaksa harus ronda nemenin kerabat,

padahal mata pinginnya merem dibilik sendiri

Sabtu 25 Des 2010


Kamis, 23 Desember 2010

Sangsi dan Denda Semestinya Dibebankan Kepada Pelaku dan Sponsor Kegagalan Pilkada Tangsel

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010


Bukan Rakyat yang harus mengongkosi nafsu angkara mereka bukan?

Para PNS yang terlibatkan sudah sepantasnya mendapat sangsi atas perilaku anomali mereka

Seperti yang telah dilansir Repbulika di berita ber tanggal 13 Des 2010

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/12/13/151939-pemkot-tangsel-kecewa-keputusan-mk#close=1

Seperti diberitakan sebelumnya, MK menganulir keputusan KPUD Kota Tangsel yang memenangkan pasangan nomor urut 4 (Airin-Benjamin) pada Pemilukada Kota Tangsel. MK memerintahkan KPUD Kota Tangsel untuk menggelar ulang pemilukada dalam waktu 90 hari.

Dugaan ketidaknetralan PNS dan pejabat Pemkot Tangsel menjadi faktor yang membuat MK menganulir kemenangan Airin-Benjamin. Diantaranya adalah dugaan keterlibatan Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Tangsel, Ahadi, yang mendukung Airin.

Ahadi mengeluarkan memo Airin Fans Club (AIFAC) pada 21 Januari 2010 kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Tangsel untuk mendukung Airin menjadi walikota Tangsel. Meski Pemilukada Kota Tangsel digelar 13 November 2010, namun surat yang dikeluarkan Ahadi sebelum Pemilukada pada 21 Januari 2010 itu menjadi bukti bahwa pejabat Tangsel melakukan kampanye terstruktur, sistematis dan masif mendukung Airin.

Contoh lainnya, MK membuktikan keterlibatan PNS mengkampanyekan Airin. Terkait siaran rekaman kehadiran Airin bersama Ahadi di Radio Metro Zona pada 2 Februari 2010. Usai melakukan siaran, Ahadi menjanjikan akan memberikan bantuan kepada Radio Metro Zona jika terus mengkampanyekan Airin dalam siaran radio di kawasan Pamulang, Tangsel itu.

Selain tindakan Ahadi, MK juga menyebutkan keterlibatan sejumlah aparatur pemerintahan lainnya. Diantaranya adalah instruksi camat Pamulang, lurah Pamulang Barat, camat Serpong, yang menginstruksikan kepada bawahannya dalam suatu apel pagi untuk mengarahkan warga di setiap RT/RW untuk mendukung Airin-Benjamin.

Masihkah mereka mampu lelap tidur paska Keputusan MK tersebut? Dan mengecilkan langkah kubu AA yang sedang menyusun gugatan kepada mereka?

Periksa berita di Republika 13 Des 2010 http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/12/13/151936-arsidandre-akan-laporkan-pejabat-tangsel-ke-polisi

''Kami akan bawa para pejabat Pemkot Tangsel ke ranah pidana dan melaporkan mereka ke Polda Metro Jaya. Saat ini kami masih sedang mempersiapkan laporan tersebut,” ujar Ketua tim kuasa hukum Arsyid-Andre Taulany, Endang Hardian, kepada Republika, Senin (13/12).

Hanya mereka yang sudah terlatih bermental Badak sajalah yang tak gentar menghadapi langkah-langkah hukum yang bakal menjemput.

Pamulang, jelang sore

23 Des 2010

update dari posting sebelumnya.


Yayat - Norodom, Rodhiyah - Yasin , Rencana Besar Apa Kiranya Yang Hendak Kalian Lakukan Di Pilkada Ulang Kelak?

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Diatas kertas kalian jelas akan mendulang kakalahan yang KEDUA kali, untuk itu apa yang sebaiknya kalian lakukan?

Masih ada kesempatan untuk menjadi bagian dari sejarah Pilakda Tangsel yang so Hot ini kok, ayo buruan bergerak ya jangan tinggal diam belaka.

Kalau dari versi saya ada beberapa kemungkinan yang dapat dikerjakan yaitu :

Kubu Yayat Norodom

  1. Tetap berjuang sebagai pasangan independen yang yakin suaranya tidak hanya sekedar 20sekian persen, ini pekerjaan berat karena jumlah pemilihnya di Pilkada Ulang bakal surut, hanya pendukung fanatik saja yang akan tetap memilih, sedangkan yang lainmengalihkan pilihan ke pasangan lain (3 atau 4) atau golput, sehinga untuk mencapai perolehan suara seperti sebelumnya rasanya begitu muskil, berat dan berongkos lagi
  2. Namun bila dihitung beban beayanya terlalu besar buat bertarung ke depan, bergabung saja ke kandidat 3 atau 4, pilih mana yang dirasa sreg dan bisa bekerja sama kelak. Tapi apa ya pantes mereka berkeputusan seperti? Pantas atau tidaknya tetap ada cara untuk memberi tahu ke khalayak pendukungnya, gunakan waktu yang ada untuk mensosialisasikan keputusan tersebut.
  3. Tindak lanjut dari keputusan ke 2 adalah, mundur dari percaturan Pilkada Ulang, bersegeralah menjadi Tim Sukses pasangan yang kalian suka.
  4. Tindak lanjut langkah ke 3 apa kira-kira ? Mudah seklai, bila kalian mendukung no 3 berarti ini pertarungan kehormatan, bila anda dukung no 4, berarti modal bakal balik. Sebuah pilhan yang nyaman dari sisi pandang masing-masing bukan.

Kubu Rodiah Yasin

  1. Ngotot ikut Pilkada Ulang? Boleh saja namun itu tindakan buang modal yang kedua kali dengan hasil perolehan yang dijamin tak akan mampu mendekati perolehan angka yang hanya 7000 an itu
  2. Ingat saat diputuskan kemenangan Airin di Pilkada kemarin kalian sudah membuat pernyataan siap mendukung, maka di Pilkada Ulang kelak tak perlulah ikut lagi, mundur saja, ngirit ongkos.
  3. Langsung daftar jadi Tim Sukses pasangan Airin Benyamin dan bergeraklah dengan lincah selincahnya sebagai bukti kalian adalah serius mendukung Airin Benyamin


:)

Pamulang, jelang siang cuaca mendung,

mau mandi kok males

23 Des 2010


Arsid Andre 90 Hari Adalah Waktu Yang Lebih Dari Cukup Dibanding Sebelumnya, Bersegeralah Jangan Merasa Bakal Menang!

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010


Ya, 90 hari kedepan adalah masa konsolidasi dan perkuat barisan kalian, jangan berasyik masuk dengan keputusan ulang Pilkada Tangsel.

  • Buat Arsid -

Tinggalkan beban masa lalu anda, kedepan kepemimpinan Tangsel sudah menanti Anda

  • Buat Andre

Ingat bila tim anda sukses di Pilakda Ulang, anda jadi bagian dari kepemimpinan di Tangsel, bersegeralah lebih serius mengurus Pilkada Tangsel


we are all watching you, NOW!

pamulang, pojok warung

23 Des 2010


Amar Putusan MK terkait Pemilukada Tangerang Selatan, Silahkan Download Dan Sebarkan Buat Bacaan Kala Senggang

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Putusan tersebut hanya 270 sekian halaman, lumayan buat nyamikan teman minum teh. ini linknya

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.PutusanDownload&id=696

Saya dapat dari postingan bang IA

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=177999502227495&set=a.101060756588037.2201.100000523395786

Mari beranda-andai setelah membacanya

Salam dari Pamulang, tentu

23 Des 2010

Apakah ini juga kampanye hitam kawan?

Sumber :
http://tinyurl.com/29sv7o2 "Fb Naazira Rara"

Siapapun Pemenang Pilkada Tangsel, PNS-nya Bakal Belah Dua

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Saya membuat judul diatas adalah berdasar fakta berita yang ada baik dari koran maupun dari mulut tetangga, dari kerabat dan handai taulan, dari tukang ojek sampai jamaah pengajian, bahwa netralitas PNS di Tangsel jelang Pilkada Tangsel penuh dengan himbauan, arahan yang endingnya menuju tekanan. Belum lagi kasak kusuk yang dilakukan oleh kurir-kurir Partai, maknyus dah kalau digosipin, bisa habis bandrex 3 gelas plus kerak telor 2 bungkus ibarat kata.

Walau semua mitologi itu disangkal oleh mayoritas yang disangkakan, itu adalah hak pribadi dari mereka dan hak sangkalpun juga mereka miliki, jangankan itu, hak untuk tidak menjawab pun juga bisa digunakan. Jangankan begitu hak untuk berbohongpun juga boleh apalagi demi menyelamatkan junjungan, syah dan perlu.

Saya tak mampu merasakan bagaimana seorang PNS merasa dunianya bakal berbalik bila bukan boss pilihannya yang jadi kelak. Mengerikan! (tips akalan-akalan agar aman dari amarah boss pernah saya tulis disini http://www.facebook.com/note.php?note_id=464700847342)

Masuk ke pokok tulisan, terbelahnya PNS di Tangsel akan meliputi beragam varian yang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka selaku "Abdi Masyarakat", mengingat posisi perolehan suara yang relatif berimbang dan ketidak netralan yang begitu marak diantara mereka.

Pertama : Hubungan Tangsel ke Provinsi Banten dan Tangsel ke Kab. Tangerang sebagai indukan sementara

Kedua : Hubungan Internal Tangsel dan hirarki dibawahnya, bila disharmoni itu ditulis dengan angka 2 maka

  1. Tingkat Walikota (1) x 2
  2. Tingkat Kecamatan (7) x 2
  3. Tingkata Kelurahan (sekian Puluh Kelurahan) x 2

Dari angka indeks disharmoni tersebut dapat memuncukan ragam varian yang bakal mengacaukan kinerja Pemkot Tangsel Kelak.


(Tulisan ini belum sempat dilanjut karena badan ambruk kala itu, lanjutannya akan ditambahkan kelak)

Pamulang jelang pagi

23 Des 2010


Didedikasikan Buat Mereka Yang Di Pilkada Tangsel Merasa Paling Bersih, merenunglah pada (Andai Ku Tahu - Ungu)

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

I

Andai kutahu, Kapan tiba ajalku

Ku akan memohon, Tuhan tolong panjangkan umurku

Andai kutahu, Kapan tiba masaku

Ku akan memohon, Tuhan jangan Kau ambil nyawaku

Aku takut, Akan semua dosa dosaku

Aku takut, Dosa yang terus membayangiku

II

Andai kutahu, MalaikatMu kan menjemputku

Izinkan aku, Mengucap kata tobat padaMu

Aku takut, Akan semua dosa dosaku

Aku takut, Dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku, Dari segala dosa dosaku

Ampuni aku, Menangisku bertobat padaMu

Aku manusia, Yang takut neraka

Namun aku juga, Tak pantas di surga

III

Andai kutahu, Kapan tiba ajalku

Izinkan aku, Mengucap kata tobat padaMu

Aku takut, Akan semua dosa dosaku

Aku takut, Dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku, Dari segala dosa dosaku

Ampuni aku, Menangisku bertobat padaMu

Aaaa... aaaaa... aaaa... aaaaa... [2x]

Notes :

  • Adakah mereka yang telah bersumpah palsu di MK menyadari hal ini?
  • Adakah mereka yang telah berbuat nista di Pilkada memiliki rasa malu?

Andai ku Tahu,

Sayangnya aku tak tahu

Pamulang, jelang 1/3 malam

saat yang pas untuk munajat, kala malaikat mencari umat yang ingat akan Tuhannya di tepi langit dunia

23 Des 2010


Sangsi Apa Yang Ditimpakan Kepada Pelanggar Masa Non Kampanye di Pilkada Ulang Tangsel 27 Februari 2011?

Saya membaca berita di Tangsel Raya perihal sanksi bagi pelanggar masa non kampanye jelang Pilkada Ulang Tangsel termaksud di http://tangselraya.com/index.php/component/content/article/47-home/825-tim-sukses-diharapkan-tak-kampanye-.html#yvComment825

Salah satu kutipan berita tersebut adalah :



Jika ada pasangan atau tim sukses yang melakukan kampanye, berdasarkan peraturan KPU, yang dimaksud kampanye ada empat point, yang pertama ada visi misi, kedua mengajak, ketiga ada nomor urut dan ada si kandidat, maka pasangan calon akan dikenakan sanksi,” ujar Ketua Panwaslu Tangsel, Muslih Basar, Rabu (22/10).

Untuk hal tersebut, bisakah saya mendapatkan info dari kerabat di Facebook mengenai :

  1. Detail pelenggaran yang dijelaskan oleh Ketua Panswaslu, Muslih Basar, khususnya untuk Pilkada Tangsel
  2. Sangsi apa saja yang akan dikenakan bagi para Pelanggar dan Konsekwensinyaterhadap hasil Pilkada Ulang Nanti
  3. Adakah alamat FB Panwaslu atau Portal Panwaslu Tangsel yang interaktif sehingga pengaduan Masyarakat dapat lebih cepat sampai ke meja mereka
  4. Alamat personal Fb pak Muslih Basar


Pamulang, pagi jelang beraktifitas

23 Des 2010

Sayang Ketua Panwaslu Muslih Basar sudah Dipecat dari Tugasnya http://www.facebook.com/note.php?note_id=474991832342

Semoga penggantinya lebih garang!


Bila KPUD Tangsel Bisa Garang, Seberapa Garang Panwaslu Tangsel Dalam Berkiprah Ke Depan? (1)

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Membaca berita di Media Indonesia kemari 22 Des 2010 ada pernyataan KPUD Tangsel yang menggelitik untuk disimak karena berkesan membela diri terhadap adanya Pilkada Ulang Tangsel.

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/22/189857/37/5/Copot-Spanduk-yang-Sudutkan-KPU-Tangerang-Selatan

Dan berita tersebut menjadi ajang tembak menembak diatara para "Pengamat Independen" di Pilkada Tangsel ini, atau yang lebiht tepatnya bagi saya mereka adalah "Para Pembela Independen" masing-masing calon, karena Tim Ses sudah tidak diijinkan lagi bergerak dan bergerilya konon sampai ke alam maya sekalipun.

Bermula dari Spanduk yang entah siapa yang memasang dengan bunyi demikian :

"Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Pilkada Tangsel diulang karena kecurangan (Airin-Benyamin) terbukti".

Maka KPUD Tangsel berkata :

"Kami sudah laporkan kepada Panwaslu untuk mencopot spanduk tersebut karena menyudutkan salah satu calon pasangan dan KPUD karena termasuk black campaign," kata anggota KPU Pokja Sosialisasi Agus Supadmo di Tangerang, Banten, Selasa (21/12).

Saya berpikir kriteria apa saja yang memasukkan kata-kata tersebut merupakan bentuk dari suatu Kampanye Hitam? Bukankah dari keputusan MK tersebut kalau kita mau membacanya dengan runut menghasilkan kesimpulan yang demikian. (Baca keputusan MK Perihal Pilkada Ulang Tangsel disini http://www.facebook.com/note.php?note_id=472492302342) halaman 274 dibagian no.5 Amar Putusan

Sebagai Lembaga Resmi yang Gagal Mengusung Pilkada Tangsel, tidak perlulah KPUD Tangsel blingsatan hanya karena sepotong spanduk yang belum tentu Hitam Kampanyenya. Masyarakat pintar Tangsel jangan dikebiri dalam menuang Aspirasinya, konsentrasilah agala Pilkada Ulang Nanti agar menjadi lebih sempurna.

Kemudian ada lagi argumen KPUD yang buat saya hanya sekedar putar-puter kata dan istilah yang rasanya juga hanya berupa pemebelaan diri belaka.

Agus mengatakan, yang menjadi keberatan oleh KPU Tangsel adalah tulisan tersebut menyatakan bila MK mengamanatkan KPU untuk melakukan Pemilu Kada ulang.

Pasalnya, dalam amar putusan halaman 274, 275 dan 276 tentang konsklusi penetapan MK, dinyatakan bila perintah tersebut bukan untuk melakukan Pemilu Kada ulang akan tetapi hanya pemungutan suara ulang. "Pilkada ulang dengan pemungutan suara ulang itu jelas sangat berbeda. Karena, pemungutan suara tidak ada kampanye, sedangkan Pilkada ulang harus melalui semua tahapan seperti awal," katanya.

Bagi saya pribadi Pemungutan Suara Ulang Atau Pilkada Ulang adalah sama saja maknanya, yaitu :

KPUD Tangsel sebagai Tergugat Gagal Melaksanakan Amanat Konstitusi untuk Mengahasilkan Pilkada Tangsel yang bersih dari Intrik Konyol seperti ditempat lain.

Dan rakyat berhak bersuara keras terhadap Kinerja KPUD Tangsel, apalagi bakal ada Dana 10-12,5 Milyar lagi yang harus diglontorkan untuk melaksanakannya.

Sebuah Kinerja Lembaga Resmi yang tak Pantas di beri AWARD sama sekali.

Harapan saya Panwaslu kelak mereka lebih Independen dan Aktif bergerak oleh Laporan apapun dan dari manapun, kalau perlu bisikan anginpun harus mampu menggerakannya untuk menjadi Panglima Pengawas Jelang Pilkada Ulang Tersebut.

Ketua Panwaslu Kota Tangsel, Muslih Basar mengatakan, saat ini keberadaan spanduk yang dianggap meresahkan tersebut belum diketahuinya. Namun, laporan KPU untuk mencopot spanduk tersebut akan dikaji dengan Panwascam setempat yang terdapat penyebaran spanduk black campaign itu.

"Kalau memang spanduk tersebut meresahkan masyarakat, maka kami akan melakukan penindakan. Kami pun akan mencari tahu pihak yang memasang untuk mengantisipasi terjadinya kekacauan," katanya. (Ant/OL-2)

Resahkah Masyarakat Tangsel dengan adanya Spanduk Tersebut?

Rasanya tidak seperti itu bukan, hanya mereka yang terkait dalam kegagalan Pilkada tangsel saja yang bakal RESAH, GERAH dan GERAM, namun itulah kenyataan yang harus mereka Hadapi.

Kami, rakyat menuggu kinerja anda semua, lakukan Kewenagan dan Kewajiban anda sesempurna mungkin, tak perlu berbusa-busa membela diri.


Kenyataannya Pilkada Tangsel harus diulang di SEMUA TPS!

Pamulang,... jelang siang

23 Desember 2010

Notes :

  • Apakah opini saya juga merupakan Kampanye Hitam?
  • Apakah tulisan saya selama ini menyebalkan banyak pihak?
  • Bejatkah saya karena selalu jahil dalam bersikap?
Apakah ini juga kampanye hitam kawan?

Sumber :
http://tinyurl.com/29sv7o2 "Fb Naazira Rara"

Bila Materi Keputusan MK Tidak Memiliki Efek Jera Terhadap Perilaku PNS Yang Berpihak, Apa Makna Hukum Dimata Mereka?

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Ada komentar menarik dari seorang pejabat Tangsel untuk dicermati perihal tuntutan mundur seorang ASDA I yang secara Kasat Mata dan Meyakinkan menjadi MOTOR KAMPANYE pasangan Airin Benyamin di Pilkada kemarin, berikut kutipan yang saya ambil dari Tangsel Raya http://www.tangselraya.com/index.php/component/content/article/47-home/810-terkait-ketidaknetralan-pns-asisten-i-diminta-mundur.html

Illustrasi, source : Google

“Ahadi tidak salah dan Pemkot Tangsel tetap akan mempertahankan posisinya sebagai Asda I,” ujar Pjs. Walikota Tangsel, Eutik Suarta terkait rencana pasangan salah satu calon yang melaporkan Asda I Ahadi ke polisi. Menurutnya, anggapan keterlibatan Ahadi ini hanyalah perspektif Mahkamah Konstitusi (MK) saja dan dia tetap beranggapan kalau Ahadi tidak bersalah. (w-2)

Illustrasi, source : Google


Membaca pernyataan tersebut saya benar-benar HERAN dan GEREGETAN, bagaimana bisa dia berkata seperti itu yang menurut saya sangat melecehkan Kredibiltas dan Keberadaan MK. Begitu jumawanya seorang Eutik Suarta yang hanya menjabat sebagai seorang PJS Walikota menabur kata.

Lalu apa yang akan dilakukan oleh Amperats setelah tuntutan mundurnya Asda I tidak ditanggapi sang Perkasa Eutik Suarta?

Berikut kutipan tuntutan dari Amperats yang saya kutip dari sumber yang sama Tangsel Raya :

“Sebagai tanggung jawab moral kepada masyarakat, sebaiknya Asisten I mengundurkan diri meski Wali Kota Tangsel tetap mempertahankannya,” ujar Koordinator Aliansi Mahasiswa Pembela Aspirasi Rakyat Tangsel (Amperats), Agil Novemberyanto kepada Tangsel Raya baru-baru ini.Dikatakan kebijakan pengunduran diri ini juga sebaiknya dilakukan Wali Kota, Eutik Suarta sebagai wujud tanggung jawab mereka. “Seharusnya mereka (Eutik dan Ahadi -Red) menyadari apa yang telah di perbuatnya dan mengundurkan diri serta segera meminta maaf kepada publik,” papar Agil.

Mungkin tulisan ini tidak ada artinya pula bagi mereka yang terkait dan terlibat apalagi bagi seorang Eutik Suarta, walau janjinya menjamin Netralitas PNS di Pilkada Tangsel kemarin gagal total. Rupanya kebiasaan bemuka badak berkulit tembok sudah menjadi trend dikalangan para pejabat publik negeri ini.

Periksa janji manis Eutik Suarta di Portal BSD Kita, http://www.bsdkita.com/2010/11/11/birokrat-netral-bantu-pemilukada-yang-kondusif/

Walikota Tangerang Selatan, Eutik Suarta, menjamin birokrat yang dibawahinya mampu bersikap netral dalam pemilukada Tangsel 2010. Hal itu disampaikannya Selasa (9/11) pagi, usai melepas 54 mobil sosialisasi pemilukada Tangsel 2010 di halaman Kecamatan Ciputat. Terlebih, beberapa waktu lalu telah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara panwaslu dengan Badan Kepegawaian Daerah Tangerang Selatan.

Dan terkait dengan berita tersebut, kala itu Ketua Panwaslu Tangsel, Muslih Basar berucap :

Ketua Panwaslu Tangerang Selatan, Muslih Basar menyampaikan salah satu hal yang menjadi perhatian pihaknya adalah netral atau tidaknya PNS dalam pemilukada kali ini. Untuk tindakan preventif, panwaslu menggelar sosialisasi kepada para PNS di wilayah Tangsel siang tadi.

Akhir kata saya hanya bisa bertanya-tanya, Panwaslu sebagai lembaga resmi Pengawasan Pilkada akankah hanya berubah wujud menjadi Pemantau belaka macam Pilkada kemarin?

Pamulang, jelang berangkat

23 Desember 2010


Imbas Putusan MK re - Gagalnya Pilkada Tangsel Mulai Bermunculan, Salah Satunya Adalah Dipecatnya Muslih Basar Dari Ketua Panwas

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Membaca berita Kompas hari ini 23 Des 2010, rada kaget juga saya mendapati Ketua Panwaslu Tangsel Muslih Basar telah dipecat dari Tugasnya oleh Banwaslu.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/12/23/10093545/Bawaslu.Pecat.Ketua.Panwaslu.Tangsel

Judulnya cukup Mencolok :

"Bawaslu Pecat Ketua Panwaslu Tangsel"

"Kami sudah resmi memecat Pak Muslih Basar sebagai Ketua Panwaslu Kota Tangerang Selatan sejak 22 Desember," kata Anggota Bawaslu bagian SDM, SF Agustiani Tio Fridelina Sitorus, Kamis (23/12/2010).

"Bukti pelanggaran tentang netralitas PNS tersebut tidak bisa ditangani Panwaslu setempat. Sebenarnya, bukti sudah ada di lapangan untuk melakukan penindakan. Ditambah lagi dengan penandatangan antara Panwaslu dan BKD Kota Tangsel dalam menjaga netralitas sehingga menimbulkan indikasi bukti pelanggaran itu ada, lalu ditutupi dengan kerja sama tersebut," katanya.


Apakah akan muncul korban berikutnya sebagai wujud tanggung jawab para pihak yang telah memberi kontribusi yang besar atas diulangnya Pilkada Tangsel? http://www.facebook.com/note.php?note_id=472436437342%EF%BB%BF

Agustiani Tio mengatakan, surat pemecatan sudah dikirim setelah anggota Bawaslu melakukan rapat pleno selama sepekan dengan sebelumnya mengumpulkan keterangan dari seluruh anggota Panwaslu Tangsel.

"Kami sudah mempelajari semua kasus dan temuan di lapangan termasuk putusan MK. Hasilnya, Ketua Panwaslu dinyatakan bersalah," katanya.

Sebuah putusan yang perlu ditindak lanjuti oleh para pihak terkait bukan?

Dan semoga Ketua Panwaslu yang baru lebih Garang dalam bertugas.

l

Pamulang, jelang sore

23 Des 2010


"In the Country of the Blind the One-Eyed Man is King" - Namun Sayangnya Masyarakat Tangsel Pada Melek Semua.

Sebuah ungkapan sinisme bagi mereka yang paska Pilkada Tangsel dengan tenangnya melenggang ditengah tumpukan kesalahan yang telah diperbuat.

Masihkah mereka menganggap (rakyat/masyarakat) tidak mampu menjadi pengontrol perilaku buruk para Pejabat Publiknya.

Jangan pernah bermimpi menjadi Pemimpin Bermata Satu, dinegeri yang Masyarakatnya bermata Lengkap, Cerdas, Cerdik dan Berani Bicara macam Negeri Tangsel ini.


Pamulang, jelang Magrib

23 Des 2010

Terinspirasi dari quote yang ada di link ini :

http://forum.detik.com/wikileaks-sebut-freeport-setor-uang-ke-polri-dan-tni-t225882.html?nd991103frm


Selasa, 21 Desember 2010

Pilkada Ulang Tangsel Bagi Airin Benyamin Adalah Ajang Pembuktian Bahwa Mereka Adalah Pasangan Yang MANDIRI!

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Ya, dengan potensi dan ketenaran yang dimiliki, jangan sampai hangus untuk yang kedua kalinya.

Buktikan bahwa Anda Berdua adalah memang berkemampuan untuk menjadi diri kalian sendiri.

Buat Airin

Be Your self dengan kecerdasan dan performance pribadi anda

Buat Benyamin

Pandulah Airin menjadi birokrat yang aji mumpuni bukan aji mumpung belaka


Kalian menang di Pilkada Ulang dengan cara yang bersih, semua rakyat akan riang menerimanya.

Pasti bisa bukan

:)

Pamulang,

21 Des 2010

salam dari ujung jalan



Kamis, 02 Desember 2010

Calon Walikota Stress Tempatnya di Grogol, Kalau Tim Sukses dan PNS Yang Stress ?

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010


Melihat situasi Pilkada Tangsel yang begitu heboh rasanya tak cuma Calon Walikota atau Wakilnya saja yang bakalan Stress kalau menunggu hasil Putusan MK.

Tim Sukses dan PNS yang Tidak Netral alias Nekad pun pasti akan kebagian Stress Akut

Tak jadi masalah kalau stressnya tak berat, tinggal minum Bodrex 3 biji plus Jahe Wangi sebungkus juga sudah bablas stressnya. Namun apa jadinya kalau Tim Sukses dan PNS tersebut Stressnya benar-benar akut hingga nyaris gila?

Sebelum saya lanjutkan tulisan diatas ada baiknya saya posting terlebih dahulu kutipan berita mengenai hal itu yang saya dapat dari Oke Zone, 1 Nov 2010

http://news.okezone.com/read/2010/11/01/338/388647/dinkes-tangsel-siapkan-rs-jiwa-untuk-calon-stres

TANGERANG- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah menyiapkan rumah sakit rujukan, RS Grogol, untuk pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Tangsel yang stres jika ...kalah dalam pesta demokrasi pertama daerah otonom itu.

"Kita sudah bekerjasama dengan RS Grogol. Kita siap kapan saja mengirim pasien sakit jiwa, tetapi itu tidak kita harapkan," kata Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Rujukan bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Tansel, Yanti Sari saat ditemui okezone di ruang kerjanya, Kompleks Pemerintahan Kota Tangsel, Witanaharja, Pamulang, Senin (1/11/2010).

Saya tidak mampu membayangkan bila big boss marah dengan kekalahannya di Pilkada Tangsel ini. Bagaimana tidak, rencana yang sudah begitu Matang dan Akurat, Ongkos yang tidak ala kadarnya, Akomodasi yang tak kepalang Nikmat bagi para Tim Sukses, lha kok hasilnya tak lebih baik dari yang perang dengan peluru seadanya sedapatnya.



Saya kira para Tims Sukses dan PNS Nekat perlu mempersiapkan beberapa trick untuk terlepas dari Tuntutan Boss dan Kerlingan Masyarakat dengan cara seperti berikut :

  1. Ikutan Stress dan Pura-pura Linglung
  2. Berlagak Gila segila-gilanya dengan akting yang natural nan alami
  3. Bagi yang doyan aktivitas Politik, borong topeng Gayus untuk dipakai kala keluar rumah, tunjukkan bahwa anda Aktivis Politik yang sedang serius memantau kasus Gayus dan berdoalah agar Kasus Gayus molor hingga durasi pakainya dapat lebih lama.

Sedangkan bagi yang benar-benar kena Stress Akut, sudah sepantasnya Boss harus membantu kesembuhannya sampai tuntas. Untuk itu ada baiknya para Tim Sukses sebelum anda meleburkan diri menjadi bagian dari Boss beberapa syarat ini harus diajukan agar anda aman dikemudian hari dari segala macam resiko dan tuntutan.

  1. Pastikan anda mendapatkan jaminan Asuransi All Risk, karena anda telah berjuang sepenuh hati pertaruhkan raga dan jiwa, serta karir anda bila anda PNS.
  2. Pastikan bila anda Stress Akut, semua biaya perawatan dan pengobatan harus ditanggung boss, tak terkecuali pula santunan untuk keluarga anda, karena aktivitas harian anda menjadi tumpul, sedangkan keluarga membutuhkan perhatian anda.
  3. Pastikan tidak ada pengembalian dana mobilisasi dan akomodasi dengan mengarsip semua bon-bon pengeluaran sedetail mungkin, ibarat kata bon rokok atau gincu sebatangpun harus ditulis.
  4. Bila ternyata ada tuntuntan pengembalian semua dana yang pernah diterima, pastikan berapa kali cicilan yang harus dipenuhi dan tempo pembayaran yang fleksible.
  5. Siapkan Pengacara Handal untuk membantu anda bila boss anda menuntut anda di Pengadilan karena dianggap anda bagian dari terwujudnya kegagalan itu.

Harapan saya, semua hal itu tidak akan terjadi, namun bila terjadi, terjadilah.

Tak perlu larut bersedih, hidup adalah anugrah, syukuri apa adanya, karena ini semua bagian dari takdir anda dan mereka.

Pamulang, jelang Subuh

(nekat nulis, walau punggung sakitnya tak kepalang)

2 Des 2010


Panwaslu dan KPUD Tangsel Harus Bertanggung Jawab Dengan Diulangnya Pilkada Tangsel

Kenapa?

Mereka sebagai Pengendali Proses Pilkada Tangsel tak bisa hanya berkata kami kecewa dengan Putusan MK dst, dst.

Lalu kemana para pihak terkait menyikapi hal ini?


Baca lanjutannya disini http://www.facebook.com/note.php?saved&&note_id=474991832342

Imbas Putusan MK Tentang Gagalnya Pilkada Tangsel Mulai Bermunculan, Salah Satunya adalah Dipecatnya Muslih Basar


Sedangkan Media Sekala Nasinal Tempo Interaktif, Sabtu, 11 Desember 2010, membuat judul yang menohok :

"Buruknya Pilkada Tangerang Selatan"

http://www.tempointeraktif.com/hg/opiniKT/2010/12/11/krn.20101211.220674.id.html

Itu sebabnya, putusan MK yang meminta pemilihan di Tangerang Selatan diulang secara menyeluruh perlu didukung. Begitu juga seruan hakim konstitusi agar penyelenggara dan pengawas pemilihan bekerja sesuai dengan wewenang. Sebab, amburadulnya pemilihan wali kota disebabkan oleh tidak berfungsinya KPU setempat dan pengawas secara maksimal. Banyak sekali pelanggaran yang dibiarkan sehingga pemilihan tidak berlangsung secara jujur dan adil

Mereka mestinya melaporkan pejabat yang terang-terangan membantu pasangan Airin-Benyamin ke penegak hukum. Bukankah para pejabat itu telah menyalahgunakan wewenangnya? Bahkan, jika bukti-bukti pelanggaran itu amat kuat, KPU bisa mencoret pasangan tersebut dari daftar calon wali kota. KPU Provinsi Banten seharusnya pula turun tangan jika KPUD Tangerang Selatan tidak mampu mengadakan pemilihan yang fair. Pengurus yang bermain mata dengan peserta pemilihan bisa diberi sanksi tegas.

Bahkan, bila pembiaran pelanggaran itu juga dilakukan oleh KPU Provinsi, KPU pusat seharusnya segera bertindak. Terjadi pelanggaran besar-besaran sehingga pemilihan menjadi sia-sia jelas menunjukkan mekanisme pengawasan ini tidak berjalan.

Kasus memalukan di Tangerang Selatan, yang bisa ditempuh hanya 30 menit dari Ibu Kota, seharusnya menjadi perhatian banyak pihak, termasuk penegak hukum. Jangan sampai pemilihan ulang yang menghabiskan biaya Rp 10 miliar hanya akan mengulang pelanggaran dan kecurangan yang sama.

Inilah sebagian dari kelamnya Proses Pilkada Tangerang Selatan yang baru lalu.

Akankah itu menjadi kebanggakah Mereka, Kita, Anda dan Saya membaca berita ini?


Ini Tangsel Bang!

:(

Pamulang,

Awal Des 2010