Posko pengaduan warga Tangerang Selatan yang dibuka oleh tim calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan Arsyid-Andreas Taulany sejak lima hari lalu, kebanjiran laporan dari masyarakat. Laporan itu terkait kecurangan dan pelanggaran dalam proses pemungutan suara ulang pemilihan kepala daerah di wilayah itu.
Laporan didominasi oleh dugaan politik uang yang dilakukan oleh lurah dan ketua RT di wilayah Tangerang Selatan. "Hari kelima posko di buka, kami kebanjiran pengaduan dari masyarakat, lebih dari 300 laporan masuk ke posko," ujar Ketua Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 3 itu, Suryadi Niam, kepada Tempo, Ahad (6/3).
Dari 300 laporan yang masuk, kata Suryadi, hampir 80 persennya adalah laporan dugaan money politic yang dilakukan oleh lurah , ketua RT dan RW. "Dan ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Tangerang Selatan," ujarnya.
Laporan lainnya, ia melanjutkan, adalah masalah pelanggaran yang dilakukan oleh petugas TPS, PPS terkait proses perhitungan suara. "Di sejumlah TPS, surat suara yang tidak dihitung langsung dimasukkan ke kotak, semestinya diletakkan di meja dulu, dihitung dulu, diperlihatkan ke saksi," kata Suryadi.
Suryadi sangat mengapresiasi keberanian dan kejujuran masyarakat Tangerang Selatan yang datang sendiri ke posko pengaduan yang dipusatkan di Arsyid-Andre Center, di kawasan Villa Dago, Pamulang.
Berdasarkan banyaknya laporan tersebut, menurut Suryadi menandakan jika pemungutan suara ulang pilkada Tangerang Selatan yang diselenggarakan 27 Februari lalu diwarnai dengan berbagai kecurangan dan pelanggaran dari politik uang hingga mobilisasi birokrasi yang terjadi secara struktural,sistemik dan massif. "Tak ada bedanya dengan pilkada 13 November 2010, yang harus diulang karena pelanggaran dan kecurangan mobilisasi birokrasi yang terstruktural, sistemik dan massif," katanya.