Kamis, 23 Desember 2010

Siapapun Pemenang Pilkada Tangsel, PNS-nya Bakal Belah Dua

"Pilkada Hebat" Tangerang Selatan 13 Nov 2010

Saya membuat judul diatas adalah berdasar fakta berita yang ada baik dari koran maupun dari mulut tetangga, dari kerabat dan handai taulan, dari tukang ojek sampai jamaah pengajian, bahwa netralitas PNS di Tangsel jelang Pilkada Tangsel penuh dengan himbauan, arahan yang endingnya menuju tekanan. Belum lagi kasak kusuk yang dilakukan oleh kurir-kurir Partai, maknyus dah kalau digosipin, bisa habis bandrex 3 gelas plus kerak telor 2 bungkus ibarat kata.

Walau semua mitologi itu disangkal oleh mayoritas yang disangkakan, itu adalah hak pribadi dari mereka dan hak sangkalpun juga mereka miliki, jangankan itu, hak untuk tidak menjawab pun juga bisa digunakan. Jangankan begitu hak untuk berbohongpun juga boleh apalagi demi menyelamatkan junjungan, syah dan perlu.

Saya tak mampu merasakan bagaimana seorang PNS merasa dunianya bakal berbalik bila bukan boss pilihannya yang jadi kelak. Mengerikan! (tips akalan-akalan agar aman dari amarah boss pernah saya tulis disini http://www.facebook.com/note.php?note_id=464700847342)

Masuk ke pokok tulisan, terbelahnya PNS di Tangsel akan meliputi beragam varian yang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka selaku "Abdi Masyarakat", mengingat posisi perolehan suara yang relatif berimbang dan ketidak netralan yang begitu marak diantara mereka.

Pertama : Hubungan Tangsel ke Provinsi Banten dan Tangsel ke Kab. Tangerang sebagai indukan sementara

Kedua : Hubungan Internal Tangsel dan hirarki dibawahnya, bila disharmoni itu ditulis dengan angka 2 maka

  1. Tingkat Walikota (1) x 2
  2. Tingkat Kecamatan (7) x 2
  3. Tingkata Kelurahan (sekian Puluh Kelurahan) x 2

Dari angka indeks disharmoni tersebut dapat memuncukan ragam varian yang bakal mengacaukan kinerja Pemkot Tangsel Kelak.


(Tulisan ini belum sempat dilanjut karena badan ambruk kala itu, lanjutannya akan ditambahkan kelak)

Pamulang jelang pagi

23 Des 2010