Agak mengherankan para anti Arsid Andre yang ternyata banyak sekali dari kalangan Intelektual Berpengalaman, Profesional Perlente, Pengusaha Kakap Bukan Cere, Ormas/LSM Skala Gede, Profile Terpampang Lebar berGelar Segudang, ternyata mengusung isu-isu dibawah Stadard Penampilan, jungkir balik logika argumennya :
Anti Andre :
- Mencari nafkah buat ngongkosin hidup dan nombok kampaye agar menang kok dipermasalahkan?
- Artis nglawak yang kelak bakal jadi pemimpin dan dikehendaki kok dinajiskan?
- Salam 3 jari anak-anak metal yang sudah sejak dulu ada kok jadi phobi berkepanjangan.
- Ganteng dan jadi idola wanita, remaja, anak sampai kakek nenek kok disirikin
- Muda dan berpendidikan kok diragukan
Anti Arsid :
- Dua kali jadi camat kok dianggap tak berkemampuan
- Berpasangan dengan Andre mendulang simpati kok pada kliyengan
- Berhutang untuk mendulang kemenangan kok dianggap ngemplang
- Disokong orang karena meluasnya dukungan kok pada nggak senang
- Masuk koran karena kampanye hitam lawan kok pada berang
Mereka para Anti Arsid - Andre nampak nian beban psikologis yang diemban, apakah mungin karena selama ini hidupnya dalam kepura-puraan, hidup bergantung suapan juragan, hidup dengan banyak tuntutan, hidup hanya karena adanya kepentingan, sehingga saat ada jalur untuk meng-ekspresikan diri seolah lupa pada jati diri? Tapi mengapa harus ditimpakan keorang lain? Mengapa harus ke Arsid - Andre? Mengapa untuk mencapai puncak kepuasan harus menghitamkan pihak lain?
Bukankah bila Arsid - Andre menang kelak di PSU 27 Feb, mereka akan mejadi pemimpin kalian semua? Menata Tangsel dan Membangunya untuk kalian semua?
Lha kok gitu ya kalian ini?
Dilanjut dengan "kok" yang lainnya kalau masih ada, eh kalau ada yang mau nambahin silahkan lho :)
Pamulang. jelang Ashar
(saya menulis tentang Airin kok pada sakit hati dianggap Kampenye Hitam)
Selasa, 18 Januari 2011