Selasa, 25 Januari 2011

Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya (3)

Tulisan ini menyambung 2 (dua) tulisan sebelumnya tentang Arsid :

  1. Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya Di Ranah Grass Root Sementara Boss Mereka Mengakui (1) http://www.facebook.com/note.php?note_id=491523687342
  2. Ironi Bila Prestasi Arsid Selalu Dipermasalahkan Lawan Politiknya (2) http://www.facebook.com/note.php?note_id=491591937342

Sumber tulisan ini dari reply Kerikil Jalma Banten (http://tinyurl.com/KJB-KerikilJalmaBanten) di tulisan pertama saya tentang Arsid, yang kemudian saya re-format dan saya lengkapi berdasar wisik yang saya dapat kemudian saya tuang dalam gaya tulis yang biasa saya pakai. Trims buat KJB :)

Mari kita cermati bagaimana seorang Arsid mengambil sikap pada saat dia harus memutuskan hal penting dalam kehidupannya. (Merujuk pada poin 2 tulisan pertama) :

2. Arsid tidak berambisi menjadi Calon Walikota, karena dia tak ingin pertaruhkan karirnya yang cemerlang hanya untuk kendaraan orang-orang yang Haus Kekuasaan dan Lapar Ketenaran.

Ada 3 (tiga) hal penting yang dipakai Arsid dalam memutuskan mau tidaknya dia masuk bursa Pencalonan Walikota Tangsel. Dua yang Utama adalah Ijin Atasan dan Ijin Orang Tua (dalam hal ini adalah ibu), bila salah satu mengatakan tidak maka Arsid tidak akan pernah mau masuk bursa dan Ketiga adalah Dukungan Masyarakat, diwakili para tokoh Masyarakat Tangsel yang menginginkan Tangsel berlepas diri dari cengkeraman B1 (inilah realita yg diinginkan para tokoh-tokoh tersebut).

  1. Ijin dari Pimpinan dalam hal ini adalah Bupati Tangerang Ismet Iskandar sudah saya papar pada tulisan 1, dimana ada beberapa proses demokratis yang sudah dilalui Arsid. Namun tidak untuk menjadi orang nomer 2, maka dari itu saat ARD berniat menjadikan Arsid sebagai orang keduanya, BT1 tidak memberikan restu, karena kapasitas dan kemampuan Arsid yang mempuni bakal terkekang saat menjadi orang kedua. Sehingga ijin tersebut hanya berlaku bila Arsid menjadi orang pertama.
  2. Pada Pertemuan Pertama dengan Tokoh Masyarakat Tangsel saat melamar Arsid menjadi Calon Wali Kota, Arsid berucap kira-kira seperti ini intinya : "Sekiranya yang saya punya sekarang dibelanjakan untuk beli kopi kemudian dibagi-bagikan se Kota Tangsel karena saya nyalon Wali Kota saja tidak cukup, bagaimana mau nyalon? Ini adalah penolakan secara halus yang dilakukan oleh Arsid dihadapan para tokoh Masyarakat yang datang padanya.
  3. Pada Pertemuan Kedua dengan para Tokoh Masyarakat Tangsel untuk melamar ulang dan menanyakan kesiapannya, maka Para Tokoh Masyarakat menyatakan siap membantu dalam 3 (tiga) hal : Dana, Partai dan Relawan. Arsid tinggal menjawab "Iya" namun harus dengan tanggung jawab. Pada kesempatan itu pun kembali Arsid mengelak dengan ucapan : "Saya minta ijin ibu saya dulu."
  4. Saat Arsid meminta ijin ibunya, ibunya berkata : "Emang kamu mau jadi Wali Kota? Arsid menjawab : "Saya bagaimana Ibu, kalau nggak boleh, saya tidak bakal nyalon. Kalau boleh, itu orang-orang sudah pada nunggu jawaban saya." Sang Ibu belum memberi jawaban juga saat itu. Perwakilan Tokoh Masyarakat pun kemudian menghadap Ibu Arsid, minta diijinkan, sang ibu tetap tidak bergeming.
  5. Baru seminggu kemudian ibunya memperbolehkan, setelah BT1 hanya mengijinkan Arsid menjadi orang pertama bukan menjadi orang kedua yang mendampingi ARD. Rupanya sang ibu khawatir bila Arsid berendengan dengan ARD yang muda dan cantik bisa berakibat yang kurang baik dikemudian hari, sebuah kekhawatiran wajar seorang ibu kepada anaknya. :)
  6. Setelah mendapat ijin dari BT1 dan ibunya, maka Arsid baru menjawab : "Oke saya nyalon, tapi yang pertemuan kemarin diomongkan dan dijanjikan kepada saya harus dipenuhi."

Dari poin-poin tersebut kita dapat melihat siapa Arsid yang sesungguhnya, yaitu seorang yang Hormat pada Atasan, Hormat pada Ibu dan Hormat pada Tokoh Masyarakat Tangsel.

Selain dari itu adapula dukungan dari luar yang layak dipertimbangkan, yaitu dari seorang bernama Benyamin Davnie yang kini menjadi orang kedua ARD. Saya mendapat tambahan informasi ini dari Edo Santiago (http://tinyurl.com/Edo-Santiago) yang menuliskannya pada reply tulisan Arsid 1. (tulsan saya re-format dan kata sandang saya hilangkan)

  1. Benyamin Davni dan Arsid adalah dua tokoh yang bersahabat. Sebelum Benyamin dilamar ARD menjadi orang keduanya, dia meminta orang-orang dekatnya untuk membantu perjuangan Arsid.
  2. Menurut Benyamin, dari sekian Kandidat yang ada pada saat itu, hanya Arsid lah yang paling pas memimpin Tangerang Selatan.
  3. Apa yang disampaikan Benyamin bukanlah tanpa alasan, Track Record Karir Arsid di wilayah Tangerang Selatan mulai dari Sekcam sampai dengan menjadi Camat dibeberapa tempat di Tangsel ini menjadi tolok ukurnya.
  4. Disamping itu Arsid lahir dan dibesarkan di wilayah Tangerang Selatan, sehingga pengenalan teritorial dan keakraban terhadap budaya setempat sangat kental, sehingga kansnya untuk naik kepermukaan sangat besar
  5. Dan tentunya Benyamin juga sadar dengan adanya pooling yang pernah dibuat sebelum BT1 menentukan siapa yang lolos juga merupakan bukti nyata bahwa Arsid memang pantas untuk itu.

Demikian yang bisa saya tuliskan kembali tutur Kerikil Jalma Banten dan Edo Santiago di reply tulisan tentang Arsid yang pertama, yang pasti mereka berdua lebih akurat paparannya dibading saya yang hanya mampu menggali tulisan berdasar wangsit dan wisik semata.

Namun ternyata sewaktu saya akan akhiri tulisan berseri ini cukup sampai seri 3, tak dinyana ada lagi seorang berjuluk Prabu Siliwangi (http://tinyurl.com/Prabu-Siliwangi) yang sekonyong-konyong menambahkan beberapa informasi yang tak kalah menarik untuk dibukukan tentang kiprah Arsid saat dia diuji oleh keadaan, yang mungkin menguntungkan diri pribadi Arsid namun dia menolaknya. Serta intrik-intrik politik yang terjadi sebelumnya, yang juga ditambahkan lagi oleh Kerikil Jalma Banten.

Yups, saya akan tulis di seri ke 4, selekas mungkin

:)

Pamulang, jelang malam

(edan, urusan kerjaan belum kelar malah ribut nulis cerita fiksi, dasar internet addict)

Senin, 24 Januari 2011

Tulisan Terkait :